Biografi Andik Vermansyah, Pesepakbola Muda yang Mendapatkan Jersey David Beckam

Biografi tokoh selalu menarik diikuti. Berikut saya kutip sebuah kisah hidup Andik Vermansyah, pesepakbola muda harapan Indonesia yang beruntung mendapatkan baju Beckam kala bertemu di laga persahabatan tempo hari. Yuk, kita simak dan kalian bisa temukan keunggulan tokoh dan hal-hal yang patut diteladani darinya:VIVAnews - Kostum nomor 23 dan bertuliskan 'Beckham' yang dikenakannya sedikit kebesaran. Namun, Andik Vermansyah tetap terlihat sumringah mengenakannya sambil menimang-nimang bola di atas jalanan yang belum beraspal. Tiga hari setelah laga Timnas Indonesia Selection melawan Los Angeles Galaxy tanggal 30 November 2011 silam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Andik membuktikan pernyataannya. Ya, setelah berhasil bertukar kostum dengan ikon sepakbola dunia, David Beckham, hingga kini kostum mantan pemain Real Madrid dan Manchester United itu belum dicucinya.
"Sampai hari ini, kaos Beckham belum dan tidak akan saya cuci. Saya sedang cari pigura untuk kenang-kenangan nanti," ujar Andik saat ditemui VIVAnews.com di rumahnya Jl Kalijudan Taruna II no 90, Surabaya, Sabtu 3 Desember 2011.
Nama Andik di persepakbolaan dalam negeri memang semakin melesat usai laga melawan LA Galaxy. Selain tampil apik sepanjang pertandingan, Andik semakin dikenal masyarakat Indonesia setelah sukses bertukar kostum dengan Beckham. Bahkan gelandang asal Inggris itu sendiri yang meminta bertukar kostum dengan Andik. Hal itu dilakukan Beckham sebagai permintaan maaf atas tekel yang dilakukannya terhadap Andik. Namun, Beckham juga mengakui penampilan impresif Andik.
Perjuangan Andik untuk menjadi pesepakbola profesional tidaklah mudah. Ambisi gelandang serang yang lahir di Jember 20 tahun silam untuk berkarir di sepakbola sempat mendapat tentangan dari orang tuanya, terutama dari ibundanya, Jumiyah. Bahkan Jumiyah kerap mencubit Andik jika terlalu asyik dengan sepakbola di masa kecil. "Ada perasaan khawatir Andik main bola. Apalagi tubuhnya kecil. Sempat saat kelas 4 SD seingat saya, dia bolos setahun nggak mau sekolah karena ingin main bola. Namanya orang tua, saya jelas marah," terang Jumiyah.


Saking senangnya, tambah Jumiyah, sepatu itu tidak dilepas dan terus dipakai saat tidur. Tak disangka, sepatu buatan lokal itu membawa Andik terbang tinggi.

"Saya waktu itu kerja di pabrik. Andik tetap saya bawa kerja karena tidak ada yang ngawasi di rumah. Kalau tidur, saya taruh di bawah mesin," kenang Jumiyah.
Tak hanya itu, ekonomi yang pas-pasan membuat keluarga Andik empat kali pindah kontrakan. Dan itu berakhir setelah Andik mampu membelikan rumah di Jl Kalijudan Taruna II no 90. Rumah mungil bercat kuning itu nampaknya bakal jadi muara kehidupan pasangan Saman-Jumiyah di Surabaya.

Sukses Andik sebagai pesepakbola juga tak lepas dari perhatian kakak ketiganya, Agus Dwi Cahyono. Selisih usia yang hanya tiga tahun, membuat hubungan keluarga itu ibarat pertemanan. Adalah Agus yang mendorong Andik keluar dari SSB Dwikora dan pindah ke Kedawung Setia Indonesia (KSI). Di klub barunya, Andik mulai merasakan atmosfir kompetisi. Beberapa kali dirinya jadi pilihan utama saat main di sebuah turnamen. "Mas Agus yang selalu mendorong saya. Termasuk pilihan-pilihan yang ditawarkan manajemen Persebaya," tegas Andik.
Sumber: Laporan: Adi Yoga | Surabaya • VIVAnews
Post a Comment for "Biografi Andik Vermansyah, Pesepakbola Muda yang Mendapatkan Jersey David Beckam"
Post a Comment