Persajakan dalam Puisi
Persajakan dalam Puisi--
Dalam puisi, bunyi merupakan unsur puisi yang mengandung efek keindahan dan tenaga untuk mengekspresikan gagasan. Bunyi selain mengandung unsur-unsur musik, seperti nada, irama, tempo, dan jeda, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni menimbulkan efek rasa, bayangan, memperdalam makna, dan menimbulkan efek khusus. Pola-pola pengulangan bunyi dalam puisi disebut dengan rima.
Rima dibedakan menjadi dua. Yakni rima asonansi (pengulangan bunyi vokal) dan rima aliterasi (pengulangan bunyi konsonan).
Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek merdu dan berirama disebut efoni. Contoh bunyi vokal a, i, u, e, o dan sengau m, n, ng, ny. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan keindahan, kemesraan, kegembiraan, kerinduan.
Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek tidak merdu dan terkesan parau disebut kakofoni. Contohnya k, p, t, s, b, d, m. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan kekuatan, tekanan, kekacauan, kehancuran.
Di samping rima di atas, ada juga jenis rima berdasarkan bunyi yang terletak di akhir larik/baris, yaitu rima rata/sama, rima berpeluk, rima kembar, dan rima silang/berselang (Tentang ini silakan kamu baca lagi di arsip JENIS RIMA BERDASARKAN BUNYI DI AKHIR LARIK).
Sumber foto: Google
Dalam puisi, bunyi merupakan unsur puisi yang mengandung efek keindahan dan tenaga untuk mengekspresikan gagasan. Bunyi selain mengandung unsur-unsur musik, seperti nada, irama, tempo, dan jeda, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yakni menimbulkan efek rasa, bayangan, memperdalam makna, dan menimbulkan efek khusus. Pola-pola pengulangan bunyi dalam puisi disebut dengan rima.
Rima dibedakan menjadi dua. Yakni rima asonansi (pengulangan bunyi vokal) dan rima aliterasi (pengulangan bunyi konsonan).
Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek merdu dan berirama disebut efoni. Contoh bunyi vokal a, i, u, e, o dan sengau m, n, ng, ny. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan keindahan, kemesraan, kegembiraan, kerinduan.
Pengulangan bunyi yang menimbulkan efek tidak merdu dan terkesan parau disebut kakofoni. Contohnya k, p, t, s, b, d, m. Bunyi ini cocok untuk menimbulkan kesan kekuatan, tekanan, kekacauan, kehancuran.
Di samping rima di atas, ada juga jenis rima berdasarkan bunyi yang terletak di akhir larik/baris, yaitu rima rata/sama, rima berpeluk, rima kembar, dan rima silang/berselang (Tentang ini silakan kamu baca lagi di arsip JENIS RIMA BERDASARKAN BUNYI DI AKHIR LARIK).
Sumber foto: Google
Post a Comment for "Persajakan dalam Puisi"
Post a Comment