Inilah Wajah Tampan Korban Keganasan G30S/PKI
Mungkin banyak dari kita tahu akan sejarah kelam dari pembantaian 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap militer Indonesia atau yang lebih dikenal dengan G30S PKI (Gerakan 30 September) PKI. Namun, sejauh apakah kamu mengenal para militer Indonesia yang menjadi korban dalam G30S PKI?
Dari gerakan tersebut, ada 10 petinggi TNI Angkatan Darat di zamannya yang diculik lalu dibunuh di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Monumen Lubang Buaya. Salah satunya yaitu Pierre Andreas Tendean atau yang lebih dikenal sebagai Kapten Anumerta Pierre Tendean. Dalam sejarah pembantaian G30S PKI, mungkin pria kelahiran 21 September 1939 ini adalah yang paling berani. Menjadi Ajudan Jenderal A.H. Nasution, Pierre Tendean menjadi salah satu korban salah sasaran.
Para penculik mengira jika Pierre Tendean yang tinggal bersama Jenderal A.H. Nasution adalah A.H. Nasution, target utama G30S/PKI. Namun, dengan keberaniannya, ia mengakui jika dirinya adalah atasannya. Sedangkan A.H. Nasution berhasil menyelamatkan diri dan lolos dari maut.
FYI, karena saking tampannya, Pierre Tendean bahkan sempat dijuluki sebagai "Robert Wagner dari Panorama", lho. Hmmm menurut kamu, gantengan Pierre Tendean atau Robert Wagner? Hihi.
Kasih Tak Sampai
Sosok gadis berambut hitam ikal dan bermata besar itu tak bisa hilang dari benak Letnan Dua Czi Pierre Tendean. Namanya Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin di Medan.
Pierre dikenalkan kawan-kawannya pada gadis ini. Ada getaran di hati mereka berdua. Pertemuan pertama kemudian disusul pertemuan lanjutan.
Saat itu Pierre menjadi Komandan Peleton Zeni di Kodam II Sumatera Utara. Baru saja mau menjalin hubungan serius, Pierre dapat tugas baru mengikuti pendidikan intelijen di Bogor. Sebagai tentara profesional, dia harus meninggalkan Medan dan gadis pujaannya.
Dari sejak menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre Tendean sebenarnya sudah jadi idola para wanita. Sampai-sampai digelari Robert Wagner dari Panorama. Demikian ditulis Dinas Sejarah TNI.
Tak terhitung gadis yang mau menjalin asmara dengannya. Namun Pierre agaknya bukan tipe playboy yang modal ganteng lalu senang gonta-ganti pacar. Keluarga tak pernah dengar Pierre berhubungan dengan wanita.
"Dia tak mau menggunakan kelebihan fisiknya," kata Rooswidiati, adik bungsu Pierre Tendean dalam buku Kunang-Kunang Kebenaran di Langit Malam.
Nah, baru Rukmini yang benar-benar mencuri hati Letnan Tendean. Apa yang membuat Pierre Tendean jatuh hati dengan gadis ini?
"Letnan Pierre sangat tertarik oleh kehalusan dan kelemahlembutan gadis yang baru dikenalnya itu. Dari hari ke hari pergaulan mereka bertambah akrab."
Penugasan Pierre Tendean ke medan tugas di perbatasan Malaysia yang penuh bahaya tak menyurutkan kisah cinta mereka. Hubungan LDR alias jarak jauh ini berjalan terus.
Saat menjabat sebagai ajudan Jenderal Nasution, Pierre Tendean memantapkan niatnya untuk melamar Rukmini. Dia menulis surat ke keluarganya, minta doa restu untuk menikah.
Saat mendampingi Nasution bertugas ke Medan tanggal 31 Juli 1965, Letnan Tendean menemui calon mertuanya. Dia melamar Rukmini secara resmi. Hari pernikahan disepakati bulan November tahun yang sama.
Itulah terakhir kalinya Pierre dan Rukmini bertemu.
Ada yang menyebut saat lepas piket tanggal 30 September sore, Pierre sempat melihat-lihat paviliun yang dikontrakkan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat. Rencananya paviliun itulah yang akan ditempatinya ketika sudah menikah. Letaknya dicari yang tak terlalu jauh dari kediaman Jenderal AH Nasution. Maklum, tugasnya sebagai ajudan harus selalu melekat dengan atasan.
Namun cinta tak sampai berujung pernikahan. Pierre tewas di tangan komplotan Letkol Untung. Padahal dua bulan lagi dia akan jadi pengantin.
Sumber: bintang.com, merdeka.com
Dari gerakan tersebut, ada 10 petinggi TNI Angkatan Darat di zamannya yang diculik lalu dibunuh di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Monumen Lubang Buaya. Salah satunya yaitu Pierre Andreas Tendean atau yang lebih dikenal sebagai Kapten Anumerta Pierre Tendean. Dalam sejarah pembantaian G30S PKI, mungkin pria kelahiran 21 September 1939 ini adalah yang paling berani. Menjadi Ajudan Jenderal A.H. Nasution, Pierre Tendean menjadi salah satu korban salah sasaran.
Para penculik mengira jika Pierre Tendean yang tinggal bersama Jenderal A.H. Nasution adalah A.H. Nasution, target utama G30S/PKI. Namun, dengan keberaniannya, ia mengakui jika dirinya adalah atasannya. Sedangkan A.H. Nasution berhasil menyelamatkan diri dan lolos dari maut.
Baca juga: Ade Irma Suryani, Bocah TK Yang Jadi Korban G 30 S/PKISetelah kematiannya, Pierre Tendean diberi gelar sebagai Pahlawan Revolusi. Namanya pun banyak dijadikan sebagai nama jalan di beberapa kota di Indonesia. Mungkin sebagian dari kamu ada yang belum mengetahui bagaimana rupa pria turunan Minahasa dan Indo-Prancis tersebut. Untuk itu, nih, Bintang.com kasih sederet foto-foto tampan jadul Pierre Tendean dihimpun dari berbagai sumber.
FYI, karena saking tampannya, Pierre Tendean bahkan sempat dijuluki sebagai "Robert Wagner dari Panorama", lho. Hmmm menurut kamu, gantengan Pierre Tendean atau Robert Wagner? Hihi.
Kasih Tak Sampai
Sosok gadis berambut hitam ikal dan bermata besar itu tak bisa hilang dari benak Letnan Dua Czi Pierre Tendean. Namanya Rukmini, putri sulung keluarga Chaimin di Medan.
Pierre dikenalkan kawan-kawannya pada gadis ini. Ada getaran di hati mereka berdua. Pertemuan pertama kemudian disusul pertemuan lanjutan.
Saat itu Pierre menjadi Komandan Peleton Zeni di Kodam II Sumatera Utara. Baru saja mau menjalin hubungan serius, Pierre dapat tugas baru mengikuti pendidikan intelijen di Bogor. Sebagai tentara profesional, dia harus meninggalkan Medan dan gadis pujaannya.
Dari sejak menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre Tendean sebenarnya sudah jadi idola para wanita. Sampai-sampai digelari Robert Wagner dari Panorama. Demikian ditulis Dinas Sejarah TNI.
Tak terhitung gadis yang mau menjalin asmara dengannya. Namun Pierre agaknya bukan tipe playboy yang modal ganteng lalu senang gonta-ganti pacar. Keluarga tak pernah dengar Pierre berhubungan dengan wanita.
"Dia tak mau menggunakan kelebihan fisiknya," kata Rooswidiati, adik bungsu Pierre Tendean dalam buku Kunang-Kunang Kebenaran di Langit Malam.
Nah, baru Rukmini yang benar-benar mencuri hati Letnan Tendean. Apa yang membuat Pierre Tendean jatuh hati dengan gadis ini?
"Letnan Pierre sangat tertarik oleh kehalusan dan kelemahlembutan gadis yang baru dikenalnya itu. Dari hari ke hari pergaulan mereka bertambah akrab."
Penugasan Pierre Tendean ke medan tugas di perbatasan Malaysia yang penuh bahaya tak menyurutkan kisah cinta mereka. Hubungan LDR alias jarak jauh ini berjalan terus.
Saat menjabat sebagai ajudan Jenderal Nasution, Pierre Tendean memantapkan niatnya untuk melamar Rukmini. Dia menulis surat ke keluarganya, minta doa restu untuk menikah.
Saat mendampingi Nasution bertugas ke Medan tanggal 31 Juli 1965, Letnan Tendean menemui calon mertuanya. Dia melamar Rukmini secara resmi. Hari pernikahan disepakati bulan November tahun yang sama.
Itulah terakhir kalinya Pierre dan Rukmini bertemu.
Ada yang menyebut saat lepas piket tanggal 30 September sore, Pierre sempat melihat-lihat paviliun yang dikontrakkan di sekitar Menteng, Jakarta Pusat. Rencananya paviliun itulah yang akan ditempatinya ketika sudah menikah. Letaknya dicari yang tak terlalu jauh dari kediaman Jenderal AH Nasution. Maklum, tugasnya sebagai ajudan harus selalu melekat dengan atasan.
Namun cinta tak sampai berujung pernikahan. Pierre tewas di tangan komplotan Letkol Untung. Padahal dua bulan lagi dia akan jadi pengantin.
Sumber: bintang.com, merdeka.com