Ringkasan Modul KK. F (Profesional): Apresiasi Prosa
Ringkasan Modul KK. F (Profesional): Apresiasi Prosa-- Prosa sebagai salah satu bentuk karya sastra, sering menbimbulkan masalah dalam mengajarkannya. Hal ini muncul karena cerita yang ditulis dalam bentuk prosa pada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja dapat mempengaruhi proses pembelajaran prosa karena bimbingan apresiasi yang menyangkut teks enggan diberikan. Seperti halnya puisi, prosapun sebaiknya dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa benar-benar terwujud. Berikut ciri-ciri prosa lama dan baru.
Ciri-ciri Prosa Lama :
1) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
Ciri-ciri Prosa Baru :
1) Tertulis.
1. Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
2. Dipengaruhi pengarangnya.
3. Dipengaruhi sastra barat.
4. Bentuk ronam,cerpen,drama.
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara turun–temurun dari satu generasi ke generasi
Cerita rakyat atau cerita prosa rakyat (folk literature) ke dalam tiga kelompok, yaitu (1) mite, (myth) (2) legenda (legend), (3) dongeng (folktale). Sejalan pembagian yang dilakukan oleh Bascom, Haviland (1993 : 230) juga membagi cerita rakyat ke dalam tiga kelompok besar, yaitu (1) mitos, (2) legenda, (3) dongeng.
Berikut ini penjelasan tentang jenis cerita rakyat yang hanya dibatasi pada mite/mitos
Cerita pendek adalah bentuk prosa fiktif naratif yang habis dibaca sekali duduk, serta mengandung konflik dramatik. Cerita pendek adalah cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai keseluruhan cerita. Tema biasanya bertolak dari kehidupan berupa peristiwa nyata atau berupa imajinasi. Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya.
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin seseorang atau pelaku. Karena cerpen pada dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh dalam cerita akan memiliki watak yang berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui karakter tokoh cerita pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Watak berarti tabiat, sifat kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.
Plot adalah alur cerita yang dibuat oleh pengarang yang berupa deretan peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kualitas sesuai dengan apa yang dialami oleh pelaku cerita.Pengembangan plot ditentukan oleh tiga faktor esensial, yaitu: peristiwa, konflik dan klimaks.
Setting atau latar pada dasarnya adalah tempat yang melingkungi pelaku atau tempat terjadinya peristiwa. Tempat tersebut berhubungan pula dengan hal-hal yang ada di sekitarnya termasuk alat-alat atau benda-benda yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa, waktu, budaya, iklim atau suasana dan periode sejarah.
Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.Pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya..Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya, termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat, bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa oleh pengarang.
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. yang mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Novel atau cerita rekaan adalah satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki keterjalinan ceritanya; untuk membangun totalitas makna dengan media bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hidup dan seluk-beluk kehidupan manusia. Dengan kata lain, novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang tertulis naratif; biasanya dalam bentuk cerita.
Unsur-unsur novel yaitu: (1) plot (alur cerita); (2) karakter (perwatakan); (3) tema (pokok pembicaraan); (4) setting (tempat terjadinya cerita); (5) suasana cerita; (6) gaya cerita; (7) sudut pandangan pencerita, (8) penokohan, (9) amanat, (10) suspense, dan (11) penanjakan cerita.
Sumber: Modul Guru Pembelajar, kemdikbud
Ciri-ciri Prosa Lama :
1) Di pengaruhi oleh sastra hindu atau arab.
2) Ceritanya anonim “tanpa nama”
3) Milik bersama.
4) Bersifat statis, sesuai dengan kondisi masyarakat waktu itu.
5) Berbentuk hikayat, tambo, dongeng”pembaca di bawa ke alam imajinasi”
Ciri-ciri Prosa Baru :
1) Tertulis.
1. Masyarakat sentris”cerita diambil dari kehidupan masyarakat sekitar”.
2. Dipengaruhi pengarangnya.
3. Dipengaruhi sastra barat.
4. Bentuk ronam,cerpen,drama.
Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang berkembang di masyarakat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalah cerita yang pada dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui penuturan lisan, yakni penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara lisan melalui tutur kata dari mulut ke mulut di kalangan masyarakat pendukungnya secara turun–temurun dari satu generasi ke generasi
Cerita rakyat atau cerita prosa rakyat (folk literature) ke dalam tiga kelompok, yaitu (1) mite, (myth) (2) legenda (legend), (3) dongeng (folktale). Sejalan pembagian yang dilakukan oleh Bascom, Haviland (1993 : 230) juga membagi cerita rakyat ke dalam tiga kelompok besar, yaitu (1) mitos, (2) legenda, (3) dongeng.
Berikut ini penjelasan tentang jenis cerita rakyat yang hanya dibatasi pada mite/mitos
Cerita pendek adalah bentuk prosa fiktif naratif yang habis dibaca sekali duduk, serta mengandung konflik dramatik. Cerita pendek adalah cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, yang unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.
Unsur-unsur intrinsik cerita rekaan (cerita pendek) yakni: (1) tema, (2) alur, (3) penokohan dan perwatakan, (4) latar, (5) sudut pandang atau point of view, (6) amanat dan dialog.Pada hakikatnya penguasaan unsur intrinsik adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang dalam memahami, menguasai, menjelaskan, menemukan unsur-unsur pembangun cerita pendek yang meliputi: (1) tema, (2) penokohan, (3) plot atau alur, (4) latar atau setting, (5) sudut pandang atau point of view, (6) gaya, (7) amanat,
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi pengembangan seluruh cerita sehingga bersifat menjiwai keseluruhan cerita. Tema biasanya bertolak dari kehidupan berupa peristiwa nyata atau berupa imajinasi. Tema suatu karya sastra letaknya tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya.
Penokohan merupakan salah satu unsur dalam cerita yang menggambarkan keadaan lahir maupun batin seseorang atau pelaku. Karena cerpen pada dasarnya adalah menceritakan manusia dalam berhubungan dengan dengan lingkungannya, maka setiap tokoh dalam cerita akan memiliki watak yang berbeda-beda antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Melalui karakter tokoh cerita pembaca mengikuti jalannya cerita, sehingga maksud cerita akan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Watak berarti tabiat, sifat kepribadian. Sedangkan penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.
Plot adalah alur cerita yang dibuat oleh pengarang yang berupa deretan peristiwa secara kronologis, saling berkaitan dan bersifat kualitas sesuai dengan apa yang dialami oleh pelaku cerita.Pengembangan plot ditentukan oleh tiga faktor esensial, yaitu: peristiwa, konflik dan klimaks.
Setting atau latar pada dasarnya adalah tempat yang melingkungi pelaku atau tempat terjadinya peristiwa. Tempat tersebut berhubungan pula dengan hal-hal yang ada di sekitarnya termasuk alat-alat atau benda-benda yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa, waktu, budaya, iklim atau suasana dan periode sejarah.
Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.Pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
Gaya dapat diartikan sebagai gaya pengarang dalam bercerita atau gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam karyanya..Gaya bahasa adalah ekspresi personal keseluruhan respon pengarang terhadap persitiwa-peristiwa melalui media bahasa seperti: jenis bahasa yang digunakan, kata-katanya, sifat atau ciri khas imajinasi, struktur, dan irama kalimat-kalimatnya, termasuk di dalamnya pilihan kata, majas, sarana retorik, bentuk kalimat, bentuk paragraf, panjang pendeknya, serta setiap pemakaian aspek bahasa oleh pengarang.
Amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra, pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Seorang pengarang dalam karyanya tidak hanya sekedar ingin memgungkapkan gagasannya tetapi juga mempunyai maksud tertentu atau pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca. yang mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan berbagai hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Novel atau cerita rekaan adalah satu genre sastra yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki keterjalinan ceritanya; untuk membangun totalitas makna dengan media bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hidup dan seluk-beluk kehidupan manusia. Dengan kata lain, novel adalah sebuah karya prosa fiksi yang tertulis naratif; biasanya dalam bentuk cerita.
Unsur-unsur novel yaitu: (1) plot (alur cerita); (2) karakter (perwatakan); (3) tema (pokok pembicaraan); (4) setting (tempat terjadinya cerita); (5) suasana cerita; (6) gaya cerita; (7) sudut pandangan pencerita, (8) penokohan, (9) amanat, (10) suspense, dan (11) penanjakan cerita.
Sumber: Modul Guru Pembelajar, kemdikbud