Widget HTML Atas

.

Ujian Nasional 2018 Gunakan Soal Model Esai? Mungkinkah?

Berbeda dengan soal pilihan ganda, koreksi jawaban soal Ujian Nasional (UN) model esai tidak bisa menggunakan scan lembar jawaban komputer (LJK).

Terkait hal itu, Mantan Rektor UNY Prof. Rochmat Wahab menjelaskan, sistem koreksi soal UN model esai harus diperhatikan dengan cermat. Apalagi, tafsir seseorang dalam mengoreksi soal esai berbeda satu dengan lain.

Model esai pada soal UN memiliki sifat terbuka. Artinya, setiap siswa berpeluang menggali jawaban yang lebih luas. Hal ini mempersulit sistem penilaian yang akan dilakukan.
“Kalau terbuka berarti kan kriteria yang ada di situ bisa mengcover ide yang dimunculkan jawaban siswa, lalu bagaimana cara menilainya?” ungkap Rochmat yang bertahun-tahun menangani UN, seperti dilansir dari Solopos, Rabu (22/11/2017).

Pembekalan rambu-rambu jawaban tidak menutup kemungkinan adalanya perbedaan penilaian antar petugas. Ketika praktik, masalah koreksi sangat mungkin terjadi.
“Nggak bisa dengan komputer atau program saya kira tidak bisa untuk menilai karena apa yang muncul itu serba prediksi. Setiap anak pasti berbeda meski soal sama, contohnya saya pernah mencoba 40 anak saya minta membuat lingkaran hasilnya berbeda semua jumlah jenisnya sampai 140 lingkaran. Nah kalau kriterianya hanya 10 atau 50 kriteria (esai) saja kan tidak tercover semua ide siswa,” kata dia.

Jika soal esai diterapkan hanya untuk memberi apresiasi kepada siswa, Rochmat mempersilakan saja. Menurut dia, risiko yang ditimbulkan tidak terlalu besar, “Kecuali kalau menentukan kelulusan, satu strip saja jawaban bisa membuat orang tidak lulus itu berbahaya, mengkhawatirkan,” tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sempat menyebutkan sebagian besar soal Ujian Nasional (UN) pada 2018 masih pilihan ganda.
"Untuk UN pada tahun depan, sebagian besar masih akan seperti tahun ini. Kami memang merencanakan untuk mulai mengenalkan bentuk soal yang tidak pilihan ganda atau hanya sekitar lima hingga 10 persen dan tidak di semua mata pelajaran," ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Prof. Ir. Nizam, di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Bentuk soal selain pilihan ganda misalnya mengisi atau menuliskan jawaban misal di matematika atau fisika, menggarisbawahi pokok bacaan bahasa, pilihan ganda dengan jawaban benar lebih dari satu pilihan. Namun belum esai.
"Kami juga mengembangkan teknologi untuk menilai atau menskor jawaban terbuka atau esai secara otomatis (menggunakan komputer). Dikenal sebagai natural language processing, atau automatic machine scoring, dan sebagainya . Tapi masih dalam tahap pengembangan. Jadi belum dalam waktu dekat bisa digunakan. Masih rencana jangka menengah, " jelas dia.

Dia meminta siswa dan guru tidak perlu khawatir dan lebih mementingkan penuntasan pembelajaran.
"Karena UN hanya mengukur capaian pembelajaran sesuai kurikulum. Kalau belajarnya tuntas Insya Allah tidak akan kesulitan mengerjakan UN," katanya.

Idealnya soal UN, kata dia, bentuknya beragam sesuai dengan tujuan UN untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa dalam mata pelajaran yang diujikan.
"Jadi syarat untuk dapat dikembangkan bentuk soal yang lebih beragam, sebagian besar UN harus sudah Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau idealnya UNBK 100 persen," papar dia.

Sumber: okezone.com
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!