Widget HTML Atas

.

Pendekatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Supervisi

Pendekatan yang Digunakan dalam Pelaksanaan Supervisi-- Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan sering didasarkan pada prinsip prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi pendidikan sangat bergantung pada prototype guru. ada satu paradikma yang dikemukakan oleh Glickman 1981 dalam sahertian 2008, memilih milih guru kedalam empat prototype guru. ia mengemukakan setiap guru memiliki empat kemampuan dasar yaitu berfikir abstrak dan komitmen. Kalau kedua kemampuan itu digambarkan secara silang, akan terdapat dalam empat kuadran sisi, tiap sisinya terdapat dua kemampuan yang singkat A(daya abstrak), K (komitmen). Setiap sisi yang terdapat disebelah kanan garis abstrak ( garis tegak lurus / vertikal maka komitmennya tinggi (K+). Setiap sisi yang terdapat diatas garis komitmen ( horisontal) daya abstraknya tinggi (A+). Sisi semuanya rendah ( -).
Mencermati pendapat diatas maka terdapat empat prototype guru yang harus difahami oleh supervisor pendidikan sebagi berikut :
a. Pada sisi 1, daya abtrak tinggi (A+) dan komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang profesional.
b. Pada isi 2 , daya abtrak tinggi (A+) tetapi komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang suka mengkritik
c. Pada sisi 3, daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen tinggi (K+).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang terlalu sibuk
d. Pada sisi 4, daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen rendah (K-).
Protype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang tidak bermutu

Berbagai macam dan perbedaan prototype guru seperti diuraikan diatas perlu difahami supervisor pendidikan dengan harapan pendekatan supervisi yang dijadikan acuan menjadi sesuai dan cocok dengan kondisi riil prototype guru. dengan demikian, guru mendpatkan arahan dan bimbingan yang memadai untuk memperbaiki kinerjanya dengan baik.
Sebagai misal dalam menggunakan pendekatan supervisi dengan pertimbangan prototype guru yang berbeda beda, antara lain
a. Apabila guru berprototype profesional maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan non direktif
b. Apabila guru berprototype tukang kritik/ terlalu sibuk maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kolaboratif
c. Apabila guru berprototype tidak mutu maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan direktif.

Secara teoritis, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan supervisor dalam melakukan supervisi, menurut Luluk ada tiga yaitu Pendekatan langsung ( direktif approach ), Pendekatan tak langsung (Non Direktif Approach), dan.Pendekatan kolaboratif. ( Colaborative Approach).
1. Pendekatan Langsung ( direktif approach )
Pendekatan langsung adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan secara langsung kepada guru yang disupervisi sehingga prilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan langsung ini berdasarkan pada pemahaman terhadap pasikologi behaviorisme yang pada prinsipnya menyatakan bahwa segala perbuatan berau stsal dari reflek, yaitu respon terhadap rangsangan atau stimulan. Oleh karena itu guru mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan agar dia dapat reaksi. Prilaku supervisor dalam pendekatan langsung seperti menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberikan contoh, menetapkan tolak ukur, memberikan penguatan. Prilaku supervisi dilakukan secara bertahap mulai dari percakapan awal sampai percakapan akhir setelah ditemukan permasalahan yang diperoleh mulai dari observasi dan interview dengan kepala madrasah. Biasanya pendekatan ini diterpatkan pada guru guru yang tidak bermutu dan acuh tak acuh yaitu guru pada kuadran IV ( daya abstrak rendah = A-) dan (komitmen rendah=K-).
2. Pendekatan Tak Langsung (Non Direktif Approach)
Pendekatan non direktif adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru yang dialami/ dipermasalahkan, supervisor mencoba memahami apa yang dialami oleh guru.
Perilaku supervisor dalam pendekatan non direktif bisa dilakukan dengan mendengarkan, memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan, memecahkan permasalahan. Perilaku supervisor dilakukan secara berkesinambungan, mulai dari permasalah yang dialami guru dilapangan dan dicarikan pemecahan masalahnya ( problem solving) biasanya pendekatan ini diterapkan untuk guru yang berada di kuadran I yaitu guru yang berprootype profesional (daya abstrak =A+) dan (komitmen tinggi = K+).
3. Pendekatan Kolaboratif. ( Colaborative Approach).
Pendektan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara dire ktif dan non direktif menjadi car pendekatan baru. Pada pendekatan ini supervisor dan guru bersama sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi.
Pendekatan kolaboratif inididasarkan pada psikologi kognitif yang pada prinsipnya menyatakan bahwa belajar adalah hasil paduan antara kegiatiatan individu dengan lingkungan, yang pada gilirannya nanti akan berpengaruh pada pembentukan aktifitas individu. Dengan demikian pendekatan supervisi ini berhubung pada dua arah atas ke bawah ( top down) dan dari arah bawah keatas )( bottom up).
Prilaku supervisor dalam mendekatan kolaboratif ini dapat menyajikan menjelaskan mendengarkan memecahkan permasalahan dan negosiasi. Perilaku supervisor dilakukan secara bertahap mulai dari pertanyaan awal sampai mengemukkan permasalahan yang kemudian dinegosiasi bersama sama dan dicari permasalahannya. Biasanya pendekatan ini diterapkan kepada guru pada kuadran II dan III yaitu guru ber berprootype sibuk ( daya abstrak rendah = A- dan berkomitmen tinggi = K+) dan ber berprootype tukang kritik ( daya abstrak tinggi=A+ dan komitmen rendah = K-).
Jika berkenan mohon bantu subscribe channel admin, makasiiiihh!!